
Cerita Pondik dan Betembong Menghantar Vania ke Festival Bahasa Daerah Tingkat Nasional 2025.
Cerita
daerah dengan tokoh legendaris Pondik dan Betembong telah menghantar Yohana
Stevania Bosko, siswa kelas VII SMP Arnoldus ke Ajang Festival Bahasa Daerah(bahasa
Ibu) Tingkat Nasional tahun 2025 di Jakarta. Siswa yang kerap disapa Vania
tersebut sebelumnya telah mendapat juara 1 lomba mendongeng bahasa daerah(
tombo turuk) pada bulan Bahasa November 2024, yang kemudian mendapat undangan
dari Balai Bahasa NTT untuk tampil di acara Festival bahasa daerah tingkat
nasional di Jakarta pada bulan Mei 2025.
Undangan
tersebut disambut bahagia oleh satuan pendidikan SMP Arnoldus Labuan Bajo.
Sebelum berangkat pada tanggal 23 siang, dalam breafing pagi Pater ketua
Yayasan Arnoldus Labuan Bajo(Pater Fabianus N.Ngama,SVD) memberikan penguatan
perutusan dalam acara singkat di halaman tengah sekolah. Acara tersebut sebagai
bentuk dukungan penuh dari yayasan untuk sekolah dalam kegiatan yang akan
diikuti oleh Vania bersama guru pendamping ibu Maria Veronika Jaman,M.Pd(ibu
Verni) yang digelar di Jakarta.
Kegiatan
Festival Bahasa Daerah (bahasa Ibu) tingkat Nasional tersebut dilaksanakan selama kurang lebih lima hari, mulai tanggal 24-28 Mei 2025. Tanggal 23 sore
setelah sampai di Jakarta Vania bersama guru pendamping dan seluruh anak
berbakat utusan masing-masing provinsi langsung menuju tempat kegiatan untuk mengikuti
breafing bersama panitia terkait gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan. Para
peserta yang diutus dibagi menjadi tiga kelompok untuk memainkan perannya dalam
drama nasional berjudul “Nesia dan Tiga Sahabat Berpetualangan di Negeri
Garuda.” Kelompok drama tersebut dibentuk menjadi tiga bagian kelompok kecil
yaitu ‘Garuda Wangsa Barat’ perwakilan anak dari pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan
Barat, dan Kalimantang Tengah; ‘Garuda Wangsa Tengah’ pulau Bali, NTB, NTT, Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi; dan
‘Garuda Wangsa Timur’ pulau Maluku dan Papua.
Panitia
memberikan waktu selama dua hari (tanggal 24 dan 25 Mei) bagi peserta untuk melatih
drama yang akan dipentas. Adapun selingan dalam kegiatan latihan drama tersebut
di mana para peserta diberikan kesempatan untuk membawakan cerita dalam bahasa
daerah sesuai bahasa yang dipilih. Kelompok ‘Garuda Wangsa Tengah’, menggunakan
bahasa ‘samawa’(NTB),bahasa daerah‘pamona’(Sulawesi Tengah),dan bahasa
‘banjar’(Kalimantan Tengah). Sedangkan drama yang ditampilkan pada tanggal 26
Mei menceritakan tentang petualangan Nesia bersama tiga sahabatnya yaitu Bara,
Lintang, dan Rimba. Di mana dikisahkan keempat sahabat ini melakukan petualangan
di sebuah negeri ajaib yaitu negeri Garuda yang terdiri dari ribuan pulau
dengan bahasa yang tak terhitung jumlahnya. Konon di jantung negeri itu
bersemayam para garuda bijaksana,penjaga harmoni, dan pemersatu bangsa.
Latihan
drama yang cukup menguras tenaga dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 09.30 malam berhasil tampil
memukau di depan para tamu undangan.Vania bersama teman-temanya yang merupakan
perwakilan peserta dari 38 provinsi di seluruh Indonesia bangga atas kesempatan
yang telah diberikan dan hasil yang telah mereka capai yang memuaskan para tamu.
Menteri Pendidikan, Prof.Abdul Mu’ti,M.Pd bersama ketua Komisi 3 DPR RI, Dr.Habiburokhman,S.H.,M.H
juga Kepala Pusat Balai Bahasa dan Sastra, Dr.Ganjar Harimansyah,S.S.,M.Hum turut
hadir dan memberikan apresiasi dalam
acara festival Bahasa daerah(bahasa Ibu)tingkat nasional tersebut.
Setelah
sesi penampilan drama dilanjutkan dengan sesi mendongeng. Vania mendapat
kesempatan sebagai peserta mendongeng mewakili provinsi NTT tampil dengan
membawakan cerita daerah berjudul “Pondik agu Betembong.” Cerita dengan dua
tokoh legendaris ini menggambarkan dua pesan moral yaitu “gunakan kecerdasan untuk
kebaikan” dan “lakukan segala hal dengan ketulusan.”
Selanjutnya
tanggal 27,sebagai bentuk rasa persaudaraan dalam keberagaman para peserta
bersama guru pendamping melakukan rekreasi wisata bersama ke Monas(Monumen
Nasional). Selain berwisata peserta juga belajar bersama tentang sejarah nasional
Indonesia dan tidak lupa mengabadikan momen dengan foto bersama dan membeli
cendramata untuk dibawa pulang. Setelah menghabiskan waktu selama kurang lebih
lima hari bersama dalam berbagai pengalaman baru dan menemukan teman-teman baru
dari latar belakang daerah yang berbeda, pada tanggal 28 siang para peserta pun
pamit pulang kembali ke daerah masing-masing.